Rabu, 16 Agustus 2017

KISAH KEJUJURAN ORANG MUSLIM

KEJUJURAN SEORANG GURU MUSLIM

Kisah Badrun Mencari Pemilik Uang yang Ditemukannya 11 Tahun Lalu

 http://regional.kompas.com/read/2017/08/16/11394481/kisah-badrun-mencari-pemilik-uang-yang-ditemukannya-11-tahun-lalu
Kompas.com - 16/08/2017, 11:39 WIB
Pertemuan antara Badrun dengan Iptu Sugeng Iryanto
Pertemuan antara Badrun dengan Iptu Sugeng Iryanto (SURYA/IST)
MALANG, KOMPAS.com - Setelah 11 tahun, akhinya Badrun Sinbad, guru SMKN 3 Kota Bima,  bisa mengembalikan amplop gaji Kanit Resmob Polres Malang, Iptu Sugeng Iryanto. Dia mengaku sengaja mencari cara untuk kembali ke Malang dan mengembalikan amplop yang ia temukan.
Badrun mengaku menemukan amplop tersebut di sebuah masjid di Jalan Polowijen, Malang, Jawa Timur, 11 tahun yang lalu.
"Saya dulu kuliah di STT Stikma Internasional Malang angkatan 2000. Saat 2006 itu saya sudah lulus dan mau kembali ke kampung halaman di Bima. Saat mau berangkat ke terminal pukul 17.00 WIB, saya sempatkan shalat asar meskipun agak terlambat. Saat saya akan meninggalkan masjid itulah saat saya menemukan sebuah amplop yang tertulis sejumlah nominal uang," ucapnya ketika dihubungi Surya.co.id,  Selasa (15/8/2017).
Badrun kebingungan karena saat itu hanya tinggal dirinya sendiri di dalam masjid. Guru Kejuruan Multimedia itu sempat menanyai beberapa orang di sekitar masjid tentang nama yang tertera di amplop gaji tersebut.
"Namanya jelas ada Brigadir Sugeng Iryanto. Tapi ketika saya tanyakan ke sana ke mari, tidak ada yang mengenal seseorang dengan nama itu," ujarnya.
Dalam keadaan kebingungan,  Badrun pun memutuskan untuk membawa amplop itu pulang ke Bima karena dia juga harus segera mengejar bus di terminal.
"Ketika sudah di Bima, setiap hari saya berpikir bagaimana caranya untuk bisa kembali ke Malang dan mengembalikannya pada pemilik amplop. Saya yakin saja akan kembali ke Malang dan akan bertemu dengan pemiliknya," kata dia.
Baca juga: Kisahnya Viral, Ini Kata Sopir Taksi Online yang Kembalikan Ponsel Penumpangnya
Badrun pun berkali-kali mencari di internet namun tidak juga ketemu. Dia yang saat itu belum familiar dengan Facebook juga terpaksa berselancar di dalamnya untuk menemukan Sugeng.
"Cara terakhir, saya berpikir untuk ikut pelatihan di Malang, di VEDC. Dengan begitu saya akan kembali ke Malang dan ada momen untuk mencari orangnya secara langsung," ucapnya.
Setelah 11 tahun, pada awal Agustus 2017 akhirnya Badrun kembali ke Malang untuk pelatihan keahlian ganda di VEDC. Badrun pun mencari waktu luang untuk menemukan pemilik amplop gaji tersebut.
"Saya cari di masjid itu lagi, saya juga cari di warung dekat situ tempat saya biasa makan, hingga saya cari di rumah kos saya dulu. Ibu kos pun mengarahkan saya pada seorang polisi yang merupakan tetangganya, yang mungkin bisa membantu," katanya.
Sayangnya, polisi bernama Hadi itu bertugas di Polres Batu. Namun anaknya yang juga polisi, bertugas di Polres Malang Kota. Hadi dan anaknya pun berjanji membantu Badrun.
"Esok harinya, jam 21.00 saya mendapat telepon dari Pak Hadi yang mengatakan bahwa dia menemukan Sugeng Iryanto yang saya cari. Beliau juga meminta saya segera ke rumahnya karena Pak Sugeng tidak bisa ditemui besok. Ya sudah saya langsung terburu-buru ke rumah Pak Hadi," katanya.
Baca juga: Seorang PNS Kembalikan Uang Rp 86,2 Juta yang Ditemukannya di Jalan
Saat itu akhirnya Badrun mengembalikan amplop gaji milik Sugeng dan mengaku merasa sangat lega.
"Setiap hari saya kepikiran, orang yang gajinya hilang ini pasti sangat membutuhkan uangnya. Apalagi pasti dia punya keluarga, punya anak yang membutuhkan uang itu. Setiap hari saya kepikiran," ungkapnya.
Badrun mengaku tidak pernah berpikir untuk menggunakan uang dalam amplop itu untuk kebutuhannya.
"Amplop itu tidak pernah saya apa-apakan, selalu saya simpan di dalam lemari. Istri saya juga tidak pernah bertanya. Pokoknya saya bertekad harus bisa mengembalikan uang itu," tuturnya.
Ia juga menolak ketika Sugeng akan memberikan uang itu padanya. "Buat apa saya simpan dan cari pemiliknya sampai 11 tahun lamanya jika uang itu malah buat saya," ujarnya lalu tertawa pelan.
Baca juga: Subhanallah, 11 Tahun yang Lalu? Dan Uang Gaji Saya Kembali...
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang polisi bernama Iptu Sugeng Irwanto, dibuat takjub oleh kembalinya slip gaji miliknya yang hilang 11 tahun lalu.  Ternyata, uang itu jatuh di masjid saat dia menjalankan shalat Ahar.
Namun penemunya, Badrun Sinbad, harus segera pulang ke kota Bima, Nusa Tenggara Barat.  Karena itu, dia pun membawa serta amplop tersebut dan menyimpannya selama 11 tahun, sampai akhirnya dia punya kesempatan ke Malang dan mencari pemilik slip gaji ini. (Surya/Neneng Uswatun Hasanah)
Artikel ini sudah tayang di Surya dengan judul Guru Badrun Cari Momen Kunjungi Malang untuk Kembalikan Amplop yang Ditemukannya 11 Tahun Lalu




"Subhanallah, 11 Tahun yang Lalu? Dan Uang Gaji Saya Kembali..."

 http://regional.kompas.com/read/2017/08/16/07215581/-subhanallah-11-tahun-yang-lalu-dan-uang-gaji-saya-kembali--
Kompas.com - 16/08/2017, 07:21 WIB
Pertemuan antara Badrun dengan Iptu Sugeng Iryanto
Pertemuan antara Badrun dengan Iptu Sugeng Iryanto (SURYA/IST)
MALANG, KOMPAS.com – Ponsel Iptu Sugeng Iryanto bergetar menandakan adanya panggilan masuk. Panggilan itu berasal dari Brigadir Didik, anggotanya di Satresmob Polres Malang Kota.
Sugeng tak menyangka kalau panggilan saat jam istrahat kantor pada Kamis (10/8/2017) itu menjadi awal dimulainya kisah yang tak akan terlupakan oleh Sugeng.
Dalam pembicaraan di saluran telepon, Bripka Didik menanyakan ke Sugeng apakah dirinya pernah kehilangan uang gaji berserta slipnya di sebuah masjid.
Mendengar pertanyaan itu, ingatan Sugeng kembali pada tahun-tahun sekitar 2005 dan 2006. Sambil mengingat pasti tahunnya, Sugeng membenarkan kalau dirinya pernah kehilangan gaji dan slipnya.
"Iya, benar," kata Sugeng.
Didik lantas menyebutkan bahwa dirinya sedang bersama seorang pria paruh baya bernama Muhammad Badrun dan ingin bertemu dengan Sugeng. Badrun ingin bertemu dengan Sugeng lantaran ingin mengembalikan gaji dan slip gaji milik Sugeng yang sudah 11 tahun hilang.
“Subhanallah, 11 tahun yang lalu? Dan uang gaji saya kembali! Bukankah ini sebuah kebesaran Tuhan yang ditampakkan di depan saya?” ucap Sugeng.
Sugeng pun berupaya menemui Badrun saat itu juga.  "Saya harus menemui orang itu untuk mengucapkan rasa terimakasih,” ujarnya.
Baca juga: Viral, Kisah Kebaikan Sopir Taksi "Online" Kembalikan Ponsel Penumpang
Ditemui di rumahnya di Pondok Mutiara Asri E8, Dusun Krajan, Desa Pandanlansung, Wagir, Kabupaten Malang, Sugeng bercerita ketika kehilangan gaji pada Oktober 2006 lalu, kondisinya saat itu sedang sulit.
“Waktu itu saya sedang sulit karena memang harapannya hanya dari gaji saja,” ujarnya.
Sugeng yang saat itu berpangkat Brigadir dan bertugas di Reskoba berangkat ke kantor untuk mengambil gaji. Selepas mengambil gaji yang nilainya Rp 2.077.500, dia melaksanakan tugas rutin.
Ketika ashar tiba, ia melintas di kawasan Polowijen, Blimbing, Kota Malang. Di situ Sugeng menyempatkan shalat di sebuah masjid. Slip gaji, sepanjang yang dia ingat, disimpan di saku kanan depan bersama dengan ponsel.
Saat akan shalat, Sugeng mengeluarkan ponsel dan menaruh di depannya. Setelah selesai salat, Sugeng melanjutkan pulang. Tiba di rumah, ia baru menyadari kalau uang gajinya hilang.
Dalam kondisi kebingungan, Sugeng mencoba kembali lagi ke masjid dan menanyakan kepada takmir apakah ada yang menemukan slip gajinya atau tidak.
Namun para takmir menjawab tidak tahu tentang barang yang dicari Sugeng.
Merasa sudah berupaya menemukan gajinya yang hilang, Sugeng akhirnya kembali ke rumah dan menceritakan kejadian itu kepada istrinya. “Istri saya menangis mengetahui slip gaji saya hilang,” kenangnya.
Sugeng juga merasakan perih yang mendalam akibat peristiwa itu. Bahkan dia mengaku sempat stress pasalnya ia merasa kalau gaji itu adalah haknya. “Saya bahkan sempat protes kepada Tuhan dan meminta agar dikembalikan. Doa itu terus saya panjatkan ketika salah tahajud,” tuturnya.
Uang itu rencananya akan digunakan untuk merenovasi rumah dan membayar tukang. Namun karena Sugeng tidak membawa uang saat pulang, dia pun harus berterus terang kepada tukangnya kalau dirinya belum bisa membayar karena baru saja dilanda musibah.
Baca juga: Viral Porter Kembalikan Tas Berisi Rp 254 Juta, PT KAI Beri Penghargaan
Butuh waktu tiga bulan bagi Sugeng untuk kemudian instropeksi diri dan mengikhlaskan apa yang telah hilang dari dirinya. Ia membangun pemikirian yang positif dengan mengatakan kalau uang itu mungkin saja bukanlah haknya dan sangat diperlukan oleh orang lain.
Lambat laun, Sugeng betul-betul sudah melupakan apa yang ia alami itu. Seiring berjalannya waktu, pada 2013 ia lolos seleksi perwira dan lulus dengan baik. Baginya itu sebuah kecukupan yang diberikan oleh Tuhan.
Di sisi lain, Badrun menemukan slip gaji yang dicari-cari Sugeng. Badrun sempat menanyakan kepada orang sekitar terkait orang yang bernama Sugeng. Namun ia tidak menemukan orang yang mengenal Sugeng.
Karena waktu yang mepet, Badrun terpaksa meninggalkan Kota Malang menuju Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Uang itu pun dia bawa ke Bima.
Waktu terus berlalu hingga akhirnya kini Sugeng menjadi Kanit Resmob di Polres Malang Kota dan dipertemukan dengan Badrun.
“Saya terharu bahkan hampir menangis mengetahui slip gaji saya masih utuh, bahkan ditambah isinya. Saya katakan saya ikhlas dan berniat menyerahkan kembali uang tersebut kepada Badrun. Namun, beliau menolak dengan halus dan akhirnya terjadi kesepakatan. Saya belikan saja kambing pada saat Idul Kurban nanti dari uang tersebut, agar kami bisa berbagi pahala dan menyerahkan urusan ini kepada Allah SWT,” katanya.
Sugeng juga tidak sungkan mengatakan kalau dirinya belajar banyak dari Badrun. Menurut dia, Badrun adalah sosok yang memiliki integritas.
Baca juga: Kisah Badrun Mencari Pemilik Uang yang Ditemukannya 11 Tahun Lalu
Hal itu perlu ia contoh sebagai anggota Polri. Badrun tiba lagi di Kota Malang karena ia tengah mengikuti pelatihan. Badrun saat ini adalah Wakasek Kurikulum SMKN 3 Kota Bima.
“Saya harus mencontoh Integritas pak Badrun. Kalau pak Badrun tidak punya integritas, pasti gaji saya tidak akan kembali,” lelaki dua anak itu.
Baginya, sebagai seorang polisi yang kerap berhadapan dengan hukum, harus punya prinsip memegang amanah dan integritas agar tugas yang ia emban berjalan baik dan bermanfaat bagi orang lain. (Surya/Benni Indo)
Artikel ini sudah tayang di Surya dengan judul  Mengharukan, Guru ini Tunggu 11 Tahun Untuk Kembalikan Uang Milik Polisi yang Dia Temukan di Masjid



Viral Porter Kembalikan Tas Berisi Rp 254 Juta, PT KAI Beri Penghargaan

 http://regional.kompas.com/read/2017/06/08/15185611/viral.porter.kembalikan.tas.berisi.rp.254.juta.pt.kai.beri.penghargaan
 
Kontributor Purwokerto, M Iqbal Fahmi
Kompas.com - 08/06/2017, 15:18 WIB
Wakil Presiden Deputi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto, Wisnu Pramudyo memberikan penghargaan kepada Supriyanto (Porter), Andre Arifin, dan Imam Turino (security), Rabu (7/6/2017).(Dok. Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto)
PURWOKERTO, KOMPAS.com - Wakil Presiden Deputi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto, Wisnu Pramudyo memberikan penghargaan kepada Supriyanto, seorang porter, dan 2 petugas keamanan, Andre Arifin dan Imam Turino, Rabu (7/6/2017).
Ketiga karyawan Stasiun Kroya, Cilacap ini mendapat apresiasi besar atas kejujuran dan dedikasinya karena telah mengembalikan tas berisi uang ratusan juta milik salah satu penumpang Kereta 5 Argowilis tujuan Bandung pada Kamis (18/5/2017) silam.
“Sebagai bentuk apresiasi, kami memberikan uang penghargaan dan piagam kepada Supriyanto dan 2 orang security stasiun Kroya tersebut,” kata Wisnu melalui rilisnya, Kamis (8/6/2017).
Menurut Wisnu, tindakan Supriyanto bersama dua petugas keamanan Stasiun Kroya menunjukkan dedikasi yang tinggi sebagai pekerja PT KAI dalam memberikan pelayanan dan keamanan kepada para penumpangnya.
Wisnu juga memuji Supriyanto yang tak tergiur begitu saja melihat tas penumpang yang tertinggal di sebuah cafe tersebut.
“Kejujuran seperti inilah yang harus dijaga dan ditiru oleh semua insan agar citra perkeretaapian Indonesia semakin baik," ujarnya.
Viral
Penemuan tas berisi uang ratusan juta rupiah oleh porter Stasiun Kroya bernama Supriyanto sempat menjadi viral di media sosial.
Berkat kejujurannya, tas beserta isinya kembali pada pemilik yang diketahui bernama Liem Yenoes Budiyanto, tanpa kurang satu sen pun.
Bermaksud menyampaikan ucapan terimakasih, Liem Yenoes Budiyanto yang merupakan pengusaha sukses itu, memberikan tanda mata berupa uang sebesar Rp 2.000.000. Namun karena ketulusan niat Supriyanto, uang tersebut ditolak secara halus oleh semua petugas.
Seperti dikutip dari Tribunnews.com, kejadian ini berawalnya pada Kamis (18/5/2017) silam. Ketika itu, Supriyanto selesai menaikkan barang bawaan penumpang kereta api Agro Wilis jurusan Bandung, di Stasiun Kroya Cilacap, Jawa Tengah.
Ia bersama puluhan porter lain biasa menawarkan jasa angkut barang kepada penumpang kereta di stasiun. Seluruh barang telah naik. Semua penumpang sudah mengambil tempat duduk. Kereta api pun berangkat.
Supriyanto pun mencari tempat rehat di bangku kafe stasiun, sambil menunggu kereta berikutnya datang.  Tak diduga, di dekatnya duduk, ada sebuah tas bewarna putih tergeletak di bangku kafe. Pengunjung kafe di bangku itu telah pergi. Hanya ada bekas minuman kopi di meja.
Supriyanto terdiam sesaat dan terus memandang tas itu. Ia tidak tergoda untuk menyembunyikan tas tersebut, meski kesempatan itu ada. Dan dia sebenarnya sedang butuh uang.
Supriyanto segera menanyakan kepada pengelola kafe, siapa pemilik tas itu.  Namun pengelola kafe juga juga tidak mengetahui pemiliknya. "Tapi dia bilang, penghuni bangku itu sebelumnya dua orang, pria dan wanita," kata Supriyanto, Jumat (19/5/2017).
Dia pun mengamankan barang itu agar dapat kembali ke pemiliknya. Ia tak berani membuka tas itu untuk sekadar mengetahui isinya.
Ia melaporkannya ke aparat keamanan dan Kepala Stasiun Besar Kroya terkait temuannya. Otoritas stasiun lantas memeriksa isi tas tersebut.
Petugas terkejut. Isi tas adalah barang berharga berupa paspor, buku rekening, uang 25.000 dollar Singapura, atau setara sekitar Rp 240 juta, serta uang rupiah tunai senilai Rp 14,7 juta.
Ia memasrahkan barang itu kepada otoritas stasiun tanpa berharap dapat bertemu dengan pemiliknya.
Usai menyerahkan barang itu ke petugas stasiun, Supriyanto kembali bekerja normal, menunggu penumpang kereta yang bersedia memakai tenaganya. Supriyanto juga tak menunggu sampai pemilik barang itu kembali ke stasiun dan menghampirinya.
Baca juga: Bripka Ase, Polantas "Legendaris" di Cianjur yang Viral Karena Pengabdiannya




Tidak ada komentar:

Posting Komentar